Very Important!

Bacalah terlebih dahulu Alkitab sesuai dengan ayat-ayat yang dibahas hari ini. Hal ini penting karena Alkitab berkata:
"Orang yang suka melakukan Perintah TUHAN dan merenungkannya siang malam, Orang itu berhasil dalam segala usahanya; ia seperti pohon di tepi sungai yang berbuah pada musimnya dan tak pernah layu daunnya." (Mazmur 1:3)
Tuhan memberkati Anda

Monday, May 9, 2011

God Part In Our Work Place (part 2)

Kejadian 2:18-25

Konsep tentang beristirahat merupakan hal yang sering disebut-sebut belakangan ini. Banyak buku, trainer, dan motivator mengajarkan pentingnya istirahat, baik itu berupa olah raga, refreshing, liburan, melakukan hobi, ataupun istirahat dalam arti tidur. Akan tetapi istirahat selalu dianggap sebagai hal yang terpisah dari hidup utama atau pekerjaan kita.

Dunia mengajarkan bahwa istirahat merupakan kebutuhan naluriah kita, akan tetapi sekaligus merupakan kemewahan yang sulit didapatkan.

Dunia ini mengajarkan bahwa pekerjaanlah yang menopang seluruh kehidupan kita dan istirahat merupakan hadiah yang mahal karena kita hanya dapat beristirahat ketika kita telah “cukup” bekerja.

Konsep ini juga diajarkan sejak jaman perjanjian lama. Agama bangsa Mesir pada jaman itu mengajarkan bahwa manusia diciptakan oleh para dewa, karena mereka ingin beristirahat dari pekerjaan memelihara bumi.

Oleh karena itu sebagaimana para dewa bekerja agar dapat beristirahat, maka manusiapun juga hidup dan bekerja agar suatu saat dapat beristirahat.

Tidak demikian dengan kisah penciptaan YaHWeH. Tuhan menugaskan Adam untuk mengelola bumi ini. Adampun melakukan tugas pertamanya dengan memberi nama kepada ciptaan-ciptaan Tuhan, sesuai dengan fungsi mereka masing-masing. Tiba saatnya Adam mencari makhluk yang “sepadan” atau dalam terjemahan sederhana, “mirip” atau “sama” dengan dirinya sendiri. Ia bekerja keras; berusaha mencari ke sana ke mari, namun tidak dapat menemukannya. Melihat hal itu YaHWeH, sebagai penciptanya, tidak menyuruh Adam bekerja lebih keras lagi, melainkan membuatnya beristirahat.

Ia bukannya mencambuk Adam untuk terus bekerja melainkan membuatnya tertidur dan Ia sendiri yang bekerja.

Dapatkah Anda melihat Apa yang Tuhan ingin tunjukkan bagi kita?

Ia ingin memperkenalkan diriNya sebagai Tuhan yang berpartner dengan manusia. Ia bukan Tuhan yang menciptakan manusia untuk menjadi budak bagi keperluanNya, atau roda kehidupan, ataupun kebutuhan usia dan jaman.

Ia ingin berelasi dengan kita.

Ia menempatkan kita di wilayah kerja (workplace) yang sesuai dengan kapabilitas kita. Ia bahkan memperlengkapi kita dengan kemampuan, bakat, dan keahlian yang kita butuhkan. Akan tetapi ini bukan berarti bahwa hidup kita akan dihabiskan untuk bekerja sebagai bawahan mencapai keinginnanNya.

Ia menginginkan kita bersahabat denganNya, menjadi partnerNya, menjadi rekan bisnisNya.

Kadangkala Ia sengaja menghadapkan kita kepada tantangan yang besar. Seperti Adam tidak dapat menemukan makhluk yang mirip dengan dirinya. Kadang kala kita juga tidak dapat menemukan solusi atau meraih hasil yang kita harapkan. Semuanya itu Ia ijinkan terjadi agar kita sadar bahwa ada beberapa hal yang memang merupakan bagian kita dan beberapa hal lain yang merupakan bagianNya.

Kisah ini ingin menunjukkan bahwa Tuhan masih bekerja hingga sekarang.

Tuhan membuat Adam beristirahat dan Iapun kembali bekerja. Renungkan hal-hal berikut ini:

  • Tuhan menginginkan agar kita setia dalam proses dan membiarkan Dia yang mengerjakan hasilnya.
  • Tuhan menginginkan agar kita mengenali fungsi atau tujuan hidup kita dan membiarkan Dia yang menuntun arah dan jalan hidup kita.
  • Tuhan menginginkan kita mengenali, mengembangkan, dan mengaplikasikan bakat dan potensi-potensi yang Tuhan sudah berikan di dalam hidup kita dan membiarkan Dia yang membuat potensi-potensi itu menjadi keahlian yang nyata.
  • Tuhan menginginkan kita bekerja sesuai dengan metodeNya, tujuanNya, dan rencanaNya dan membiarkan Ia yang menjamin keberhasilannya.

Tuhan menginginkan kita mengerjakan bagian kita, kemudian beristirahat, dan Ia akan mulai mengerjakan bagianNya.

Apakah Anda mau menerima tawaran Tuhan Yesus yang mengajak Anda sebagai rekan bisnisNya? Ia rindu menunjukkan kepada Anda bahwa Dia ingin menjadikan Anda sahabatNya dan bersama-sama dengan Anda mewujudkan rencanaNya yang indah dalam hidup Anda. Terimalah undangan itu. Bekerjalah sesuai dengan bagian Anda dan biarkan Tuhan mengerjakan bagianNya.

No comments:

Post a Comment